Suatu pagi buta di hari senin, beberapa saat lalu. Terbersitlah diriku memperpanjang SIM setelah hampir dua tahun jatuh tempo masa berlakunya usang. Dus, karena tempat tukang SIM itu jauh di ujung barat Ibu kota, sementara rumahku di ujung timur dki, mau tak mau kudu berangkat pagi-pagi benar. "Biar nggak ngantri dan cepet kelar, jam delapan pagi tet aku musti sudah di depan pintu formulir," pikirku.
Niat baiku sebagai warga negara pun kesampaian. Malah jam tujuh tiga puluh pagi aku udah di parkiran kantor SAMSAT Daan Mogot. Meski kantor tukang SIM belum buka, aktifitas pendukung kegiatan pembuatan surat ijin pake motor dan mobil itu sudah mulai terasa. Di parkiran, misalnya, banyak sekali ibu-ibu penjual pensil 2B. Itu lho pensil buat bekal test tertulis. Banyak juga sih yang beli, pun begitu diriku. "Wah, sekarang serius banget bikin SIM. Udah mulai berubah, lebih baik dari yang dulu-dulu yang bisa tanpa test," pikirku lagi.
Persis jam 8 pagi, pintu utama menuju ruang gedung utama SAMSAT mulai dibuka. Aku pun melangkah menuju lapangan halaman depan SAMSAT. Spanduk besar terpampang di dinding gedung. "JANGAN PERCAYA CALO," tulis spanduk itu. "Wuih...., tambah serius lagi neh... Hebat polisi sekarang," pikirku lagi."Tuuuuiiiiiiiitttttttttt.......," tiba-tiba suara melengking memecahkan telinga menyeruak di lapangan depan itu.
Sial. Ternyata petugas provost polisi di depan pintu utama salah mencet megaphone yang ada di tangannya. Tak lama setelah itu, suara polisi itu meminta semua calon pembuat atau pemerpanjang SIM berbaris dua barisan antrian persis di depan pintu utama."Kepada semuanya, harap membentuk barisan dua baris ke belakang, antri yang tertib. Kepada mereka yang tidak membawa KTK DKI, silahkan pulang saja. Awas, jangan percaya calo, silahkan mengurus SIM sesuai prosedur dan aturan yang ada. Ikuti petunjuk di dalam urut-urutan loketnya. Sekali lagi jangan percaya calo!" begitu bolak-balik teriakan polisi bermegaphone itu kepada semua orang yang antri, termasuk diriku di urutan tengah."mana KTP-nya lihat dulu," katanya kepadaku saat aku persis sampai di depannya. "Perpanjangan masuk belok kiri, kanan lurus," katanya lagi sembari teriak lagi," Jangan percaya calo."
Aku pun masukdan melewati dua daun pintu utama. "Mas, Mas, SIM A atau SIM C, perpanjangan? Bisa kita bantu nanti," suara itu menyapa saat aku baru saja mau belok kiri mengikuti anjuran polisi di luar pintu tadi. Kutengok ke kanan, arah suara itu datang. Seorang berseragam lengkap polisi tengah berdiri sambil tersenyum padaku.
"Bisa dibantu, mas. Perpanjang ya? A atau C?" katanya. "Berapa habisnya, pak?" tanyaku. "ya biasa standarlah," katanya."Oh, ini udah dua tahun ya, harus ke wilayah, jangan di sini. kalau di sini, lama. harus test dari awal lagi. Mendingan ke wilayah aja," jelasnya. "Ah, jauh lagi, KTP-ku Jakarta selatan, berarti harus ke Polres Jaksel kan?" kataku. "Nggak usah, kita bikinin di polsek kemayoran aja,' katanya. 'Lho kok kemayoran?" tanyaku. "Iya, bisa disitu juga ada pelayanan perpanjangan. Foto aja, biar cepat jadi. KTP Selatan nggak apa-apa," jelasnya. "bener nih, berapa dong?" tanyaku. "450 rb, tinggal foto di kemayoran, 10 menit jadi," katanya. "Wah, mahal bener. kalau 300 maulah," ujarku. "Ya udah," katanya. Busyet dah...cepet bener njawabnya.Sembari penasaran ichwal KTP Jaksel bisa foto di polsek kemayoran, akupun ikuti komando dia. "Duduk aja," katanya. "Dul, dul, ke dalam bentar, ini ada sodaraku anterin ke Kemayoran," katanya di ujung HP-nya.
Tak begitu lama, si dul itu pun masuk dan menemuinya. Berbisik-bisik sama pak polisi, si doel pun nyamperin diriku. 'ayo, pak ikut saja," katanya. Aku pun ikut keluar lagi sama si doel, sebelumnya kukasih uang ke polisi itu 300 rb, sesuai perjanjian.Cir....aku pun ngacir ke kemayoran mbonceng motor si Doel. Rupanya, si doel adalah tukang ojeg di kawasan samsat daan Mogot itu. Begitu sampai Mapolsek kemayoran, aku pun disuruh langsung masuk ruang foto. Jepret. Dan, jadilah SIM-ku yang baru dalam 10 menit. Benar-benar sesuai janji...
Duh, SAMSAT SIM memang bebas calo, tapi penuh calo polisi....
"JANGAN PERCAYA CALO"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar