Ryan Bunuh Asrori Aldo Setelah Heboh Asrori Dibunuh?

RABU, 03 september 2008
Jam 22.30 wib
di METROTV


Salah tangkap diduga kuat terjadi terhadap dua terpidana - Imam Hambali alias Kemat dan David Eko Priyanto- dan satu tersangka yang tengah disidangkan -Maman Sugianto- dalam kasus pembunuhan Asrori alias Aldo, yang 29 September 2007 lalu, mayatnya ditemukan Polisi di Kebun Tebu.

Selain adanya bukti test DNA yang menyatakan 99,9% mayat yang dikubur di halaman belakang rumah Ryan adalah Asrori alias Aldo, sumber Metro Realitas di Polda Metro Jaya juga mengungkap, Ryan mengaku membunuh Asrori alias Aldo setelah polsek di Jombang menyatakan Asrori mati dibunuh.

Ryan mengaku membunuh lantaran kesal setelah Asrori memaksanya kencan. "Sekalian aja aku bunuh mumpung orang tahunya Aldo udah mati dibunuh," sumber itu menirukan Ryan.

Ryan, Arif dan Fajar adalah tiga orang yang sempat diperiksa polsek sebelum akhirnya polsek menyatakan Hambali, David dan Maman adalah tersangka pembunuhan Asrori alias Aldo.

Belakangan, kata polisi, Ryan membunuh Asrori alias Luki bukan Asrori alias Aldo. Artinya, menurut polisi, bisa jadi ada dua Asrori: Asrori alias Aldo yang mayatnya di kebun tebu dan Asrori alias Luki yang mayatnya di belakang rumah Ryan.

Tapi, itu dibantah Fajar, teman RYan yang sempat diperiksa polsek dalam kasus Asrori. "RYan hanya kenal dekat sama Asrori alias Aldo dan tidak ada Asrori alias Luki," kata Fajar.

Kejanggalan lain adalah Asrori masih sms dan menelpon keluarganya, Ryan dan juga Arif sekitar tgl 27 September 2007. Padahal, kata penyidikan polisi, Asrori mati sejak 22 Setember 2007 dan mayatnya ditemukan 29 September 2007.

Polisi kekeuh kalau Hambali, David dan Maman adalah pelaku pembunuhan, setidaknya Asrori alias ALdo. Sementara yang dibunuh RYan adalah Asrori alias Luki. Persoalannya, bagaimana dengan berkas perkara Hambali, David dan Maman? Jangankan salah korban, salah titik koma saja, berkas perkara bisa dinyatakan batal demi hukum. Belum lagi ada asas Nebis in Idem dimana seseorang tidak bisa dijerat lagi dalam perkara yang sama.

Intinya, menurut sumber di kepolisian, ada ketelodoran dalam kelengkapan mindik (administrasi penyidikan) yang dibuat polisi dalam menyidik kasus pembunuhan Asrori saat itu. Polisi, nyatanya, hanya berbekal pengakuan keluarga Asrori untuk indentifikasi korban mayat di kebun tebu tanpa bukti lainnya.

Padahal, ungkap sumber polisi tadi, selain keterangan saksi, menurut KUHAP, kasus pembunuhan membutuhkan bukti lainnya seperti hasil Labkrim dan Labfor sebagai bukti kuat identifikasi korban. Dan itu tidak dilakukan polisi saat menyidik kasus Asrori saat itu.

Lantas, bagaimana pengakuan keluarga Asrori? Benarkah ada intrik politik lokal terkait kalah menang pilkades yang meminta polisi memenjarakan Hambali, David dan Maman? Bagaimana pula pengakuan Fajar? Ikuti cerita selengkapnya di Metro Realitas.


Comments :

1
Anonim mengatakan...
on 

Saya penggemar berat Metro Realitas, apalagi sejak Pak Rahmat Yunianto jadi Eksekutif Produser. Wuihh! Ide-idenya cemerlang. Perburuan sumbernya juga jempolan. Pokoknya, Pak Rahmat layak dapat bintang. Ah, andaikata saja....