KORUPSI DI KANDANG MACAN

KOTA SOLO ADALAH SEBUTAN POPULER BAGI IBU KOTA WILAYAH KOTAMADYA SURAKARTA/ PROVINSI JAWA TENGAH.

KOTA TERBESAR KEDUA DI JAWA TENGAH ITU, MERUPAKAN SALAH SATU DARI KOTA PUSAT BUDAYA YANG ADA DI TANAH AIR. SIMBOL-SIMBOL SEJARAH NAMPAK MASIH MENGHIASI KOTA INI.

DI SALAH SATU SUDUT KOTA, PERSISNYA DI KAWASAN JEBRES, TERDAPAT TEMPAT WISATA, YANG MASIH MENJADI ANDALAN WARGA SETEMPAT. YAKNI TAMAN SATWATARU JURUG.

WARGA SETEMPAT LEBIH MENGENAL TAMAN SATWA INI DENGAN SEBUTAN POPULER KEBON BINATANG ATAU BON BIN TAMAN JURUG

BILA AKHIR PEKAN TIBA,WARGA KOTA SOLO DAN SEKITARNYA, MASIH MENJADIKAN BON BIN JURUG SEBAGAI TUJUAN WISATA KELUARGA.

JUMLAH PENGUNJUNG TAMAN JURUG, MENCAPAI RATA-RATA 300 RIBU HINGGA 400 RIBU ORANG SETIAP TAHUNNYA.

MAKLUM, SELAIN TERDAPAT KOLEKSI RATUSAN JENIS BINATANG, BON BIN MEMANG OBYEK WISATA YANG DIKENAL MURAH MERIAH BAGI MASYARAKAT LUAS.

BETAPA TIDAK. HANYA DENGAN MEMBELI TIKET MASUK SEHARGA LIMA RIBU RUPIAH DI AKHIR PEKAN DAN TIGA RIBU RUPIAH DI HARI BIASA, PENGUNJUNG BISA MENIKMATI KEINDAHAN TAMAN DAN SATWA, SELAMA SEHARIAN PENUH.

BAGI WARGA KOTA SOLO, BON BIN TAMAN JURUG JUGA MENJADI BAGIAN DARI SEJARAH KOTA INI.

MESKI TELAH BERULANGKALI GANTI PENGELOLA, 30 TAHUN LAMANYA, BON BIN JURUG TELAH ADA DI KOTA INI.

SEJAK DARI JAMAN DIKELOLA KELUARGA KERAJAAN, DIAMBIL ALIH DINAS PARIWISATA DAN YAYASAN BINA SATWA, SEMPAT DISERAHKAN KEPADA SWASTA PADA TAHUN 1997, SEBELUM AKHIRNYA DIAMBIL ALIH PEMERINTAH KOTA/ HINGGA SAAT INI.

AWALNYA/ BON BIN JURUG MEMANG PINDAHAN DARI TAMAN SRIWEDARI/ YANG DULU DIKENAL DENGAN SEBUTAN KEBON ROJO.

TAMAN YANG DIDIRIKAN TAHUN 1901 SEMASA PAKUBUWONO SEPULUH. AWALNYA SEBAGAI TEMPAT KOLEKSI SATWA YANG HANYA MENJADI TEMPAT HIBURAN KELUARGA RAJA. SEBELUM AKHIRNYA DIBUKA MENJADI TAMAN REKREASI MASYARAKAT.

SIAPA MENDUGA WARGA KOTA INI TERHENTAK OLEH GEGER KASUS BON BIN TAMAN JURUG.

BADAN PENGAWAS DAERAH DAN KOMISI TIGA DPRD SETEMPAT, MENEMUKAN BERBAGAI KEJANGGALAN TERKAIT PENGGUNAAN DANA PENGELOLAAN DI KEBON BINATANG INI.

APA DI DIBALIK GEGER KASUS KANDANG MACAN DI KOTA SOLO

BERMULA DARI SURAT PENGAJUAN ANGGARAN 2,4 MILYAR RUPIAH PADA TAHUN 2005 DAN PENGAJUAN EMPAT MILYAR RUPIAH DI TAHUN 2006, OLEH UNIT PENGELOLA TAMAN SATWA JURUG KEPADA PEMKOT SURAKARTA, KASUS DUGAAN PENYELEWENGAN DANA PUN MENCUAT KE PERMUKAAN. KASUSNYA PUN KELEWAT SEPELE. MULAI DARI PENGELOLAAN DANA APBD YANG DITERIMA TAMAN JURUG, HINGGA KASUS PEMBANGUNAN KANDANG HARIMAU YANG MEMICU KONTROVERSI.

ADA KANDANG MACAN YANG MENGGEGERKAN KOTA SOLO BARU-BARU INI. SIAPA MENDUGA, KANDANG MACAN YANG SELESAI DIBANGUN AKHIR TAHUN LALU ITU, BELAKANGAN MEMICU KONTROVERSI.

DIBANGUN DENGAN DANA APBD SENILAI 275 JUTA RUPIAH, PEMBANGUNAN KANDANG INI PUN DIANGGAP TIDAK SESUAI DENGAN RENCANA SEMULA.

DPRD KOTA SOLO MENYOAL PERUBAHAN RANCANG BANGUN KANDANG MACAN YANG LEBIH DARI 80 PERSEN BERUBAH DARI RANCANGAN AWAL.

KOMISI TIGA DPRD SETEMPAT PUN MEMPERTANYAKAN DANA PULUHAN JUTA RUPIAH UNTUK PEMBUATAN TRIBUN PENONTON DAN DINDING KACA YANG BATAL DIBANGUN BAGI LIMA EKOR MACAN YANG ADA DI KEBUN BINATANG INI.

KISRUH BON BIN JURUG SEBENARNYA SUDAH MULAI TERJADI SEJAK 2004 SILAM. SAAT ITULAH, MASTER PLAN PENGEMBANGAN KEBON BINATANG JURUG MULAI DIKEMUKAKAN. MELIHAT DANA YANG DIBUTUHKAN HINGGA MENCAPAI 50 MILYAR RUPIAH/ GAGASAN UNTUK MENCARI MITRA SWASTA SEBAGAI PENGELOLA PUN MULAI MENGEMUKA.

ANDAI SAJA KEPALA UNIT PENGELOLA TAMAN SATWATARU JURUG TIDAK MENGAJUKAN PERMOHONAN ANGGARAN TAHUN 2006 SEBESAR 2,4 MILYAR RUPIAH UNTUK MEMBANGUN SEJUMLAH SARANA FISIK DI BON BIN JURUG, KASUS KANDANG MACAN MUNGKIN TIDAK MENCUAT SEPERTI BELAKANGAN INI.

PASALNYA, LANTARAN PENGAJUAN ITULAH, DPRD SETEMPAT LANGSUNG MEMANGGIL KETUA UNIT PENGELOLA TAMAN JURUG, SAYONO AMIRADJI.

SAAT DITANYA KOMISI III DPRD SOAL BERAPA DANA PEMBANGUNAN WADUK DAN JEMBATAN YANG SEBENARNYA DIBUTUHKAN, SAYONO KABARNYA MENJAWAB: BISA DUA MILYAR ATAU KURANG DARI DUA MILYAR PUN MASIH CUKUP.

AKIBAT KETIDAKPASTIAN JAWABAN SAYONO ITULAH, DPRD AKHIRNYA MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA APBD YANG DIKUCURKAN KE BON BIN JURUG, SELAMA TIGA TAHUN TERAKHIR.

SELAIN DPRD, BADAN PENGAWAS DAERAH ATAU BAWASDA SETEMPAT, JUGA MENEMUKAN SEJUMLAH KEJANGGALAN TERKAIT PENGELOLAAN DANA APBD DAN KETIDAKJELASAN DANA HASIL PENDAPATAN TAMAN SATWA JURUG SELAMA INI

MAKLUM, PENDAPATAN BON BIN JURUG MEMANG TIDAK SEDIKIT.

DARI HASIL PENJUALAN TIKET DAN BERBAGAI PERTUNJUKAN YANG ADA, PENGELOLA BON BIN SETIDAKNYA BISA MERAUP DANA SEBESAR 1,6 MILYAR RUPIAH DI TAHUN 2003, 1,9 MILYAR RUPIAH DI TAHUN 2004 DAN 1,6 MILYAR RUPIAH DI TAHUN 2005.